KEMUHAMMADIYAHAN

Nama :
Devi Vandara Putri
Kelas :
X A (Sepuluh A)
No absen :
11
SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA
NASYIATUL AISYIYAH
· Lambang Nasyiatul Aisyiyah

· Pengertian Nasyiatul Aisyiyah
Menurut bahasa → Tunas-tunas atau kader-kader dari pengikut Aisyiyah.
Menurut istilah → Organisasi remaja putri yang dipersiapkan untuk menjadi
bibit/kader guna menggantikan kedudukan ibu-ibu Aisyiyah, dalam rangka
meneruskan dan menyempurnakan amal usaha Aisyiyah.
· Sejarah Berdirinya Nasyiatul Aisyiyah
Nasyiatul Aisyiyah dahulu bernama Siswa Praja
Wanita, yaitu perkumpulan khusus remaja putri yang didirikan sekitar tahun 1919
di Yogyakarta oleh Somodirjo dan Hajid, keduanya guru Standart School
Muhammadiyah. Perkumpulan ini semula terdiri dari anak-anak putra dan putri
namanya “siswa Praja”, dimaksudkan untuk mendidik dan melatih putra putri Islam
di luar rumah tangga dan di luar
sekolah dengan berbagai bentuk latihan seperti pengajian, tabligh,
kepemimpinan, jama’ah subuh, mengadakan peringtan hari besar Islam dan berbagai
kegiatan lainnya.
Dalam perkembangan selanjutnya, karena anggota dan kegiatannya cukup
banyak, maka dikelompokkan menjadi dua, untuk anak-anak putra namanya “siswa
paja pria” dan untuk anak-anak putri namanya “siswa praja wanita” (SPW)
Perkembangan SPW cukup pesat sehingga kegiatan-kegiatannya mulai ditata
dan diarahkan. Untuk lebih efektif, maka diadakan pembagian kelompok dan
kegiatannya disesuaikan dengan usia kelompok-kelompok tersebut, yaitu :
A. Thalabus Sa’adah, yaitu kelompok untuk
anak-anak usia diatas 15 tahun
B. Tajmilul Akhlak, yaitu kelompok untuk
anak-anak diusia 10-15 tahun
C. Jami’atul Atfhal, yaitu kelompok anak-anak
usia 7-10 tahun, dengan kegiatan dilaksanakan 2kali dalam seminggu
D. Dirasati Bannat, yaitu kelompok untuk
anak-anak kecil dengan bentuk kegiatan yaitu pengajian sesudah maghrib.
Kronologi berdirinya Nasyiatul
Aisyiyah adalah :
◦ Tahun 1919, perkumpulan Siswa praja Wanita (SPW) didirikan di Yogyakarta, dipelopori oleh Soemodirdjo dan R.H. Hadjid.
◦ Tahun
1923, karena kegiatannya semakin berkembang maka perkumpulan Siswa Praja Wanita
(SPW) diintegrasikan kedamal urusan Aisyiyah, sehingga semua kegiatannya
dikoordinir oleh ibu-ibu Aisyiyah.
◦ Tahun 1924, SPW mendirikan Bustanul Atfhal, yaItu gerakn
utnuk membina anak-anak laki-laki dan perempuan usia 4-5 tahun. Pelajaran
pokoknya adalah dasr-dasar ke Islaman. Kegiatan lain yaitu menerbitkan buku
nyanyian berbahasa Jawa bernama “Pujian Siswa Praja”.
◦ Tahun
1926, kegiatan SPW menjangkau di luar Yogyakarta
◦ Tahun
1929, Kngres Muhammadiyah ke-18 di Surabaya memutuskan bahwa semua cabang
Muhammadiyah diharuskan mendirikan SPW, dengan sebuatan Aisyiyah Urusan Siswa
Praja.
◦ Tanggal
16 Mei 1931 M atau 28 Dzulhijjah 1349, dalam Kongres Muhammadiyah ke-20 di
Yogyakarta Siswa Praja Wanita (SPW) diganti namanya menjadi Nasyiatul Aisyiyah
(NASYIYAH), karena anggotanya semakin berkembang luas, akan tetapi masih
dibawah koordinasi Aisyiyah. Dengan demikian Nasyiatul Aisyiyah berkembang ke
seluruh Indonesia bersama gerak lajunya Aisyiyah dan Muhammadiyah
◦ Tahun
1963, pada sidang Tanwir Muhammadiyah, diputuskan bahwa Nasyiatul Aisyiyah ditetapkan
menjadi organisasi otonom dilingkungan Persyarikatan Muhammadiyah. Hal tersebut
untuk lebih memberikan gerak yang lebih luas kepada Nasyiatul Aisyiyah.
◦ Tahun
1965, Nasyiatul Aisyiyah mengadakan musyawarah nasional ke-1, bersamaan dengan
penyelenggaraan Muktamar Muhammadiyah ke-36 di Bandung.
Sebagai gerakan remaja putri
Islam,
Nasyiatul Aisyiyah berkembang menjadi organisasi yang teratur dan tersebar di
seluruh tanah air. Nasyiatul Aisyiyah juga memiliki program-program yang
terencana, dan melahirkan kader-kader pejuang putri Islam yang akan
menggantikan ibu-ibu Aisyiyah sesuai dengan tujuan dan cita-cita Muhammadiyah.
· Tujuan Nasyiatul Aisyiyah
Adapun
tujuan berdirinya Nasyiatul
Aisyiyah tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) Nasyiatul Aisyiyah yaitu :
“Terbentuknya
pribadi putri Islam yang berarti bagi keluarga, Negara, bangsa, dan agama,
menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya”, Nasyiatul Aisyiyah
dalam mencapai tujuannya berusaha melaksanakan dab menjabarkan keberadaan dan
fungsi gerkannya dengan mengembangkan visi, dan misi serta usahanya.
· Kegiatan/Aktivitas Nasyiatul Aisyiyah
Adapun kegiatan Nasyiatul Aisyiyah
meliputi berbagai bidang, antara lain adalah :
◦ Menggiatkan pendidikan
dan pengajaran Agama Islam, baik teori maupun praktiknya, misalnya bertabligh,
membiasakan shalat berjama’ah, mengadakan pemberatasan buta huruf Al-Qur’an,
memasyarakatkan busana muslimah dan lain-lain.
◦ Pendidikan
kerumah-tanggaan/ keputrian seperti memasak, menjahit, memelihara kebun dan
lain-lain.
◦ Pelajaran kesenian
seperti menyanyi dan menari, khususnya bagi anak-anak berusia 4-10 tahun.
◦ Pendidikan budi
pekerti dan akhlaq mulia, utamanya bagi anak-anaknya berusia 11-15 tahun.
◦ Pelajaran tentang ilmu
kesehatan dan kebidanann dan kursus-kursus tentang keorganisasian, keputrian,
dan lain-lain, terutama bagi yang berusia 15-25 tahun.
· Semboyan Nasyiatul Aisyiyah dan Maksudnya
Semboyan Nasyiatul Aisyiyah adalah
potongan QS Al-Baqarah (2):189, yaitu al
birru manit-taqo yang artinya adalah : “kebajikan itu adalah bagi orang
yang bertaqwa”. Ayat tersebut dijadikan sebagai semboyan Nasyiatul Aisyiyah,
yang maksudnya adalah : “sebenar-benarnya kebajikan, keutamaan, dan predikatnya
termulya bagi seseorang terletak pada ketaqwaan kepada Allah SWT”.
Dengan semboyan tersebut diharapkan
agar anggota-anggota NA menjadi pribadi muttaqin, yaitu menjadi orang-orang
yang bertaqwa kepada Allah SWT.
· Lambang Nasyiatul Aisyiyah dan Maksudnya
Bentuk
lambang adalah “Seuntai padi yang berisi duabelas butir padi, berdaun empat
helai warna hijau, ditegakkan diatas pita yang bertuliskan semboyan dalam huruf
Arab” lambang NA diciptakan oleh KH. Siradj Dahlan dan diputuskan sebagai
lambang resmi NA pada kongres Muhammadiyah ke-26 tahun1983 di Yogyakarta. Arti
lambang NA adalah sebagai berikut :
A Makna
padi
Semakin berisi semakin merunduk,
bahwa setiap anggota NA semakin memperoleh ilmu semakin menjadi manusia yang
taat dan tunduk kepada hukum agama dan menjauhkan diri dari sifat takabur. Padi
melambangkan kesuburan dan kemakmuran serta memberi manfaat bagi masyarakat.
B Makna
dua belas butir padi
Setiap
anggota NA senatiasa bebuat kebaikan sepanjang tahun yang jumlah bulannya ada
12. Selain itu mengandung harapan agar anggota NA mencontoh sikap dan
perjuangan “kaum Hawaraly” yaitu 12 sahabat nabi Isa as yang beikrar untuk
berjuang membantu nabi Isa as dalam menegakkan agama Islam.
C Makna
empat helai daun, sepasang keatas dan sepasang kebawah
Seperti
pepatah:”Patah tumbuh, hilang berganti”, dalam lambang tersebut digambarkan
bahkan sebelum pepatah sudah dipersiapkan penggantinya, artinya bahwa NA siap
sedia menjadi pewaris dari perjuagan yang telah dilakukan orangtuanya, yakni
memperjuangkan kebenaran Agama Islam di tengah-tengah masyarakat selama hayat
kandung badan.
Kesimpulan :
Nasyiatul Aisyiyah adalah sebuah organisasi remaja putri yang
dipersiapkan untuk menjadi bibit/kader guna menggantikan kedudukan ibu-ibu
Aisyiyah, dalam rangka meneruskan dan menyempurnakan amal usaha Aisyiyah.
Nasyiatul Aisyiyah berdiri pada Tanggal 16 Mei 1931 M atau 28 Dzulhijjah 1349 di didirikan
di Yogyakarta yang dipelopori oleh Soemodirdjo dan R.H. Hadjid. Bertujuan untuk
membentuknya pribadi putri Islam yang berarti bagi keluarga, Negara, bangsa,
dan agama, menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Kritik dan Saran :
Menurut
saya, Nasyiatul Aisyiyah ini sebaiknya wajib diikuti oleh setiap remaja putri
untuk membentuk pribadi muslim yang baik demi masa depan yang cerah dan
melanjutkan keinginan dan cita-cita dari orangtua.
kasih referensinya ya, biar makin cakep.
BalasHapus